Makna di Balik Festival Bau Nyale di Mandalika, Lombok
Virtual/Hybrid Event
3 Mar 2021 - 4 Mar 2021
http://www.disbudpar.ntbprov.go.id/bau-nyale-tetap-di-gelar-masyarakat-walau-pandemi/
Dinas Pariwisata Nusa Tenggara Barat
Berbagai daerah yang punya sejuta pesona emang cuma bisa ditemukan #DiIndonesiaAja, benar nggak? Bahkan, bukan hanya bentangan alam dan wisata kuliner yang menggugah selera, tapi keunikan adat dan budayanya pun bikin terkesan. Yang seperti ini, salah satunya bisa ditemukan di Lombok nih, yaitu pada Festival Bau Nyale. Ritual adat itu terbukti sukses mendongkrak minat wisatawan lokal hingga internasional, lho. Penasaran apa itu Festival Bau Nyale?
Cari tahu penjelasannya di bawah ini, yuk!
Festival legendaris di Pulau Lombok yang satu ini merupakan sebuah sejarah yang melekat erat dalam masyarakat Lombok, Nusa Tenggara Barat. Bau Nyale ini merupakan acara tahunan yang selalu disambut meriah oleh warga lokal. Karena antusiasme warga, wisatawan pun semakin penasaran dan berbondong-bondong menyaksikan. Nah, nilai adat dan kepercayaan masyarakat lokal tentang budaya turun temurun seperti ini pastinya wajib dilestarikan dan terus dipertahankan. Patut diteladani, nih!
Membahas lebih lanjut, Bau Nyale sendiri merupakan suatu acara adat yang muncul berkat sebuah legenda tentang Putri Mandalika. Putri Mandalika adalah putri dari seorang raja ternama di Lombok yang memiliki paras rupawan dan kebaikan hati yang terkenal. Karena itu, Putri Mandalika pun diperebutkan para pangeran yang ingin mempersuntingnya. Namun, hal tersebut membuat persaingan dan ancaman bagi keutuhan masyarakat Lombok.
Karena ingin mempertahankan kerukunan, Putri Mandalika pun melakukan semadi dan mendapat wangsit untuk mengundang seluruh pelamar yang ingin meminangnya di Bukit Seger. Alih-alih memilih seorang pangeran, Putri Mandalika justru memutuskan untuk tidak memilih siapa-siapa karena menyatakan cintanya untuk semua masyarakat yang disayangi dan dirinya kemudian terjun ke laut. Seluruh orang yang hadir sontak langsung ikut menceburkan diri ke laut untuk menyelamatkan Putri Mandalika, namun tak ada satu pun yang berhasil menemukannya. Setelah kepergian Putri Mandalika, muncul cacing warna-warni dengan jumlah yang sangat banyak di pantai tempat Putri Mandalika hilang, hewan itu kemudian disebut nyale.
Semenjak saat itu, masyarakat memercayai bahwa nyale adalah jelmaan dari rambut Putri Mandalika. Sebagai bentuk penghormatan, diadakanlah ritual adat setiap tanggal 20 pada bulan 10 (menurut perhitungan Kalender Sasak), bertepatan dengan waktu di mana Putri Mandalika menghilang. Sekadar informaai, menurut bahasa Sasak, bau artinya menangkap, sedangkan nyale adalah sejenis cacing laut yang hidup di lubang dan batu karang di bawah permukaan laut. Jadi, tradisi ini secara harfiah berarti menangkap cacing laut.
Pada saat melangsungkan Festival Bau Nyale, warga lokal yang akan menangkap nyale berkumpul di pantai sejak sore hari, dan mengadakan peresean (membuat kemah), lalu mengisi acara malam dengan berbagai kesenian tradisional seperti betandak (berbalas pantun), bejambik (pemberian cinderamata kepada kekasih) serta belancaran (pesiar dengan perahu). Proses menangkap cacing laut ini dimulai saat malam hari hingga terbit fajar. Nyale yang berhasil ditangkap nantinya dimasak dan disantap oleh masyarakat lokal sebagai bentuk rasa cinta kasih kepada Putri Mandalika.
Namun di tengah situasi pandemi, perayaan Festival Bau Nyale dilakukan dengan cara yang sedikit berbeda, yaitu secara hybrid. Penangkapan nyale dilaksanakan dengan mengikuti protokol kesehatan yang ketat pada 3-4 Maret 2021 dan hiburan lain seperti rangkaian acara hiburan dan kesenian tradisional dilaksanakan secara virtual, disiarkan melalui website serta media sosial Dinas Pariwisata NTB, seperti Facebook dan YouTube.
Tahun ini, Festival Bau Nyale juga diselenggarakan bersama Gernas BBI yang secara khusus juga dibuat untuk Bulan Belanja Buatan NTB yang digelar bersama Bank Indonesia. Acara ini memuat dialog ekonomi kreatif yang dilaksanakan pada Jumat (5/3) sore di Hotel Novotel, Kuta Mandalika, Lombok Tengah.
Selain daya tarik Festival Bau Nyale, ada banyak destinasi menarik yang bisa dinikmati saat berkunjung ke Lombok nih, salah satunya adalah Mandalika. Kawasan Ekonomi Khusus yang akan menjadi tuan rumah MotoGP 2021 di Sirkuit Mandalika ini termasuk ke dalam Destinasi Super Prioritas dan memiliki potensi pariwisata yang menjanjikan, sebut saja seperti Pantai Tanjung Aan, Pantai Kuta, dan Pantai Serenting. Eits! Sensasi sport tourism dengan pilihan triathlon di Mandalika juga sangat layak untuk dicoba, lho!