Ada sesuatu yang baru nih di Yogyakarta yakni Atraksi Budaya Bregada Malioboro. Program ini resmi diluncurkan pada 9 November 2021 lalu untuk menjadi ciri destinasi wisata budaya di Kota Gudeg. Nah, sebelumnya kamu mungkin udah pernah melihat para bregada di kawasan Jalan Malioboro. Lalu, apa yang membedakan Atraksi Budaya Bregada Malioboro yang sekarang dengan sebelumnya? Yuk, kenalan dulu aja biar lebih tahu.

 

Sekilas tentang Bregada Malioboro

Pasti banyak yang penasaran kan sama apa itu bregada dan keunikannya? Bregada merupakan seni keprajuritan yang berasal dari Keraton Ngayogyakarta Hadiningrat. Seiring berjalannya waktu, masyarakat juga membentuk prajurit rakyat yang dinamai Bregada Kerakyatan. Selama ini para bregada berjaga di Jalan Malioboro dengan kostum yang unik. Mereka ikut aktif dalam menyosialisasikan protokol kesehatan kepada wisatawan yang datang ke Jalan Malioboro. 


Melihat keunikan tersebut, akhirnya Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif berkolaborasi dengan Pemprov DIY membuat Atraksi Budaya Bregada Malioboro yang lebih inklusif dan menarik. Total ada 112 orang yang sudah mendapat pendampingan untuk mengikuti konsep baru yang lebih inovatif dan kreatif. Ada pengembangan busana, koreografi, hingga tata musik. Nggak lupa juga pengembangan sumber daya manusia (SDM) melalui pelatihan tourism hospitality, CHSE, serta pembekalan pengetahuan budaya dan pariwisata. Mereka kemudian dibagi menjadi empat kelompok bregada, di antaranya Bregada Saeko Kapti, Bregada Wirososro, Bregada Rekso Winongo, dan Bregada Suryatmaja.

 

Kemeriahan acara peluncuran yang digelar secara hybrid


Acara peluncuran Atraksi Budaya Bregada Malioboro yang digelar secara hybrid dan menerapkan protokol kesehatan CHSE diwarnai dengan berbagai pertunjukan menarik. Ada penampilan Tari Batik dan Prosesi Gunungan Hasil Bumi di awal acara. Kemeriahan semakin terasa ketika empat Bregada Rakyat Malioboro melakukan apel. Eits, masih lanjut lagi nih pertunjukan serunya. Ada flash mob dan Kereta Kuda Dimas Diajeng. 


Ada satu agenda penting lagi nih dalam acara launching yang dilaksanakan di Hotel Grand Inna Malioboro yakni peluncuran paket wisata “Bregada The Adventures: Intimate Experience to be part of Bregada Rakyat”. Paket wisata ini merupakan hasil kerjasama dengan Dagadu Djokdja yang juga berpengalaman dalam community-based tourism. Para wisatawan bakal diajak melihat lebih dekat kehidupan bregada dan menyaksikan atraksi mereka di empat perkampungan sambil bersepeda santai.


Ada Kampung Sosrowijayan dengan atraksi dari Bregada Saeko Kapti. Di kampung tersebut, kamu bisa menikmati aneka kuliner dan jajanan tradisional. Lanjut, ke Kampung Sosromenduran yang punya banyak penginapan unik dan menyuguhkan atraksi Bregada Wirososro. Kalau mau melihat atraksi Bregada Rekso Winongo, kamu bisa mampir ke Kampung Ngampilan. Jangan lupa buat belanja pakaian dan souvenir ya! Yang terakhir ialah Kampung Suryatmajan. Kamu akan disambut dengan atraksi Bregada Suryatmaja. Oh iya, kampung ini punya sayuran, buah, dan makanan olahannya dengan cita rasa yang unik. Kamu wajib icipi!

 

3 Aktivitas Buat Nambah Pengalaman Liburan di Yogyakarta

Jalan Malioboro dan Nol Kilometer memang enggak pernah membosankan buat dikunjungi setiap kali ke Yogyakarta. Namun, enggak ada salahnya juga menyambangi sisi lain Yogyakarta. Kamu bisa menambah pengalaman baru lewat aktivitas seru yang mungkin belum pernah kamu cobain sebelumnya.

 

1 | Mencicipi jamu tradisional di Desa Wisata Rejowinangun


Suka minum jamu tradisional? Pas banget nih di Yogyakarta ada Klaster Kampung Herbal di Desa Rejowinangun. Di sini, kamu akan melihat langsung proses pembuatan jamu tradisional. Kamu juga bisa belajar dan cari tahu soal tanaman herbal yang sering digunakan untuk membuat jamu. Seluruh bahan herbal itu ditanam sendiri oleh warga, lho. Bahkan, halaman rumahnya ada yang disulap menjadi tempat untuk menanam aneka bahan jamu.

 

2 | Belanja berbagai kerajinan di Kasongan


Yuk, bikin kamarmu jadi makin estetik dengan berbagai kerajinan gerabah yang diproduksi oleh masyarakat Kasongan, Bantul, Yogyakarta! Ada guci, bingkai, hiasan dinding, dan berbagai perabot lainnya. Desainnya bagus-bagus banget, sampai orang asing pun ikut jatuh cinta sama keunikan gerabah tersebut. Enggak heran kalau gerabah dari Kasongan ini sering dikirim ke luar negeri. Harganya juga terjangkau, lho, mulai dari Rp 40 ribu saja. Itu pun masih bisa kamu tawar. Menyenangkan banget, kan?

 

3 | Nyobain Bakmi Jowo Mbah Gito yang populer banget


Kuliner apa yang selalu masuk dalam daftar kunjunganmu saat ke Yogyakarta? Apakah Gudeg Yu Djum, Mangut Lele Mbah Marto, atau Sate Klathak Pak Pong? Yuk, tambahin Bakmi Jawa Mbah Gito dalam daftar yang kamu buat. Selain cita ras bakmi yang menggoyang lidah, kedai ini juga menawarkan nuansa yang unik. Konsepnya khas rumah Jawa di pedesaan dengan berbagai hiasan terbuat dari kayu.

 

Belum bisa ke Yogyakarta buat nonton langsung Atraksi Budaya Bregada Rakyat Malioboro dalam waktu dekat ini? Enggak masalah, kok! Tonton kemeriahaan saat peluncuran dulu aja di kanal YouTube Kemenparekraf. Oh iya, sampai hari ini, adakah yang masih belum vaksinasi Covid-19? Yuk, disegerakan supaya imunitas meningkat dan lebih nyaman dalam berkegiatan.

Meski angka positif Covid-19 sudah melandai, kamu tetap wajib mematuhi protokol kesehatan 6M ya dengan memakai masker, menjaga jarak, mencuci tangan, menjauhi kerumunan, mengurangi mobilitas dan juga menghindari makan bersama.