Berwisata #DiIndonesiaAja nggak melulu tentang mengeksplorasi
sebuah destinasi tersembunyi. Ada juga karnaval dan festival
budaya yang setiap tahunnya rutin diadakan di Indonesia. Konsep
dan budaya yang diusung tentunya berbeda-beda juga. Semua
menyesuaikan dengan wilayah yang menjadi tuan rumah. Meskipun
begitu, ada satu hal yang bisa dibilang sama dari semua festival
dan karnaval tersebut. Tahu nggak apa persamaannya? Betul
sekali, persamaanya adalah semuanya meriah banget. Rasanya ingin
melihat dan datang langsung ke semua festival budaya maupun
karnaval yang diselenggarakan di Indonesia, termasuk yang
berikut ini.
Siapa sih yang nggak tahu Jember Fashion Carnaval atau sering dikenal dengan sebutan JFC. Sebuah karnaval busana berkelas internasional yang rutin diadakan setiap tahunnya di Kabupaten Jember, Jawa Timur. Karnaval yang awalnya digagas oleh Dynand Fariz ini selalu berhasil menarik perhatian dunia dengan peragaan berbagai macam busana yang unik, tegas, dan menarik tentunya. Biasanya desainnya akan mengusung konsep Nusantara yang dikombinasikan dengan hal-hal yang sedang menjadi perbincangan atau viral. Selama JFC berlangsung, jalan raya akan menjadi panggung peragaan busana. Dalam setiap JFC, ratusan ribu orang hadir sebagai penikmat dan penonton. Event ini juga pernah memecahkan rekor, lho. JFC tercatat di Museum Rekor Indonesia (MURI) sebagai catwalk terpanjang di Indonesia yakni sepanjang 3,6 kilometer.
Meski pada tahun 2020 silam nggak ada JFC karena masih ada
pandemi, sebagai penggantinya pihak manajemen JFC mengadakan
World Kids Carnival yang nggak kalah meriah. Acara yang digelar
secara virtual itu diikuti oleh 12 negara, lho. Dalam event itu,
pihak penyelenggara juga sudah memberikan sedikit bocoran
tentang JFC 2021 melalui sebuah teaser yang sempat ditayangkan
di akhir acara
World Kids Carnival 2020. Dari teaser berdurasi kurang lebih empat menit itu diketahui,
JFC 2021 akan mengangkat tema "Virtue Fantasy".
Semakin nggak sabar buat menantikan kemeriahan JFC 2021, pasti
akan ada banyak kejutan.
#DiIndonesiaAja, ada beberapa daerah yang memiliki batik khas. Satu di antaranya adalah Solo. Kota kecil di Jawa Tengah ini bahkan memiliki beberapa pusat batik yang sudah terkenal sejak zaman dulu. Ada Kampung Batik Laweyan dan Kampung Batik Kauman. Untuk terus melestarikan dan mengenalkan batik khas Solo, setiap tahunnya diadakan Solo Batik Carnival. SBC sudah eksis sejak tahun 2008 silam.
Mirip dengan JFC, Solo Batik Carnival juga menjadikan salah satu
jalan utama di Surakarta yakni Jalan Slamet Riyadi sebagai
panggung untuk para model memperagakan busana dan menari-nari.
Meski namanya menggunakan kata batik, event ini nggak cuma
menyuguhkan karya yang terbatas pada batik saja. Berbagai macam
bahan daur ulang juga biasa digunakan untuk membuat karya.
Setiap tahunnya, selalu ada tema yang berbeda yang diangkat sebagai sorotan di acara tahunan ini. Misalnya saja pada tahun 2019 silam, SBC mengambil tema Suvarna Bhumi the Golden of ASEAN atau dalam Bahasa Indonesia diartikan sebagai Negara Emas. Ada sesuatu yang beda juga pada SBC yang berlangsung pada bulan Juli itu. SBC melibatkan 11 negara Asia Tenggara untuk menjadi peserta. Masing-masing negara tampil dengan menyuguhkan kostum yang mewakili negara masing-masing.
Masih dengan semangat yang sama yakni mengembangkan dan
mengenalkan batik di kancah nasional dan internasional, Solo
Batik Carnival tetap dilangsungkan di tengah pandemi.
Berlangsung selama dua hari yakni 2-3 Oktober 2020, SBF
dilaksanakan secara virtual. Masyarakat bisa menyaksikan
siarannya secara langsung melalui kanal Youtube dan Instagram
Solo Batik Fashion 2020. Dengan segala keterbatasan yang ada, SBF tetap meriah dengan
menghadirkan karya-karya dari 25 desiner yang berasal dari
kota-kota di Jawa Tengah dan Yogyakarta. Dalam acara ini, ada
sebuah program istimewa yakni Tribute to Didi Kempot. Kira-kira
kejutan apa lagi ya yang akan ditampilkan di Solo Batik Carnival
2021?
Parade yang menyuguhkan kostum dan budaya khas Indonesia, belum usai. Masih ada Banyuwangi Ethno Carnival atau BEC yang nggak kalah megah dan meriah. Event ini skalanya juga internasional, lho. Tujuan awal penyelenggaraan BEC adalah untuk memperkenalkan sekaligus mengembangkan seni budaya lokal agar lebih dikenal oleh masyarakat luas. Konsepnya kurang lebih masih sama dengan parade peragaan busana di Jember dan di Solo yakni para model akan berjalan di jalan utama sembari diiringi oleh musik tradisional.
Karena BEC 2020 batal diselenggarakan, mungkin bisa kilas balik
sebentar ke
BEC 2019 yang
mengambil tema Kerajaan Blambangan. Setidaknya ada 120 kostum
yang ditampilkan dan semuanya bercerita tentang kemegahan
kerajaan yang disebut sebagai cikal bakal Banyuwangi tersebut.
Ada yang menggambarkan Kapal Jung Blambangan, Pura Agung
Blambangan, Pelabuhan Loh Pampang, Kedhaton, Raja, dan
Puteri.
Dikenal sebagai Kota Bunga, Malang tak hanya memiliki pemandangan yang asri, namun juga event tahunan yang ditunggu-tunggu masyarakat, yaitu Malang Flower Carnival atau MFC. Kalau bicara soal konsep pelaksanaan, semua peserta yang mengikuti event ini akan berjalan di sepanjang Jalan Ijen sembari memperagakan kostum-kostum unik. Terus dimana bunganya? Tenang dulu. Sesuai dengan namanya, agenda ini tetap menjadikan bunga sebagai unsur utama dalam perhelatan. Bunga-bunga tersebut dirangkai dan diolah sedemikian rupa sehingga menjadi kostum cantik yang dikenakan oleh para peserta. Untuk mempercantik kostum, biasanya para perancang busana akan memanfaatkan berbagai bahan daur ulang.
Pada tahun 2020 silam, MFC tetap dilangsungkan namun dengan
konsep yang sedikit berbeda dari biasanya. Pada penyelenggaraan
yang kesepuluh,
Malang Flower Carnival 2020
dilaksanakan secara virtual karena pandemi masih melanda
Indonesia. Dengan mengangkat tema "Garudeya
Nusantara", peragaan busana yang ditampilkan secara apik
dengan tarian-tarian itu disiarkan melalui Youtube Malang Flower
Carnival pada 18 Agustus 2020. Selama kurang lebih dua jam,
penonton bisa menyaksikan pertunjukan ini dari rumah.
Kemeriahannya juga masih tetap terasa.
Nggak cuma di Jawa aja, festival seru juga berlangsung di luar Jawa. Satu di antaranya yang telah ditetapkan sebagai agenda tahunan oleh Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf) adalah Tomohon International Flower Festival atau TIFF. Acara yang sudah ada sejak tahun 2008 ini, layak untuk disaksikan secara langsung juga. Penyelenggaraannya di jalur protokol Kota Tomohon, Sulawesi Utara. Dalam event ini biasanya ada pawai kendaraan dan kostum yang sudah dimodifikasi dan didekorasi seunik dan sekreatif mungkin dengan berbagai macam bunga. Dalam setiap penyelenggaraannya, kunjungan wisatawan domestik dan asing akan meningkat. Mereka ingin menjadi saksi dari kemeriahan TIFF.
Pada tahun 2020 lalu, TIFF nggak bisa dilaksanakan seperti biasa karena Covid-19 yang belum selesai. Semoga tahun ini, event yang selalu dinantikan ini bisa hadir kembali. Untuk sedikit mengobati rasa kangen, mungkin bisa melihat ke TIFF 2019 yang berlangsung sangat meriah dengan mengambil tema “The Greatest Love of All”. Acara puncaknya diadakan pada tanggal 8 Agustus 2019. Saat itu ada 30 kendaraan hias bunga yang ikut dalam iring-iringan. Selain itu, ada 1530 penari tradisional Ma'zani yang ikut menyemarakan festival ini. Nggak lupa juga dengan pesona dari kostum serba bunga yang ditampilkan oleh peserta Fesyen Ratu Bunga. Jadi nggak sabar mau melihat Tomohon International Flower Festival 2021.
Bangga banget nggak sih sama Indonesia yang punya banyak sekali
festival budaya dan karnaval kreatif? Banyak pula yang skalanya
sudah internasional. Meski hanya sekali seumur hidup, kayaknya
harus melihat langsung dan merasakan semarak karnaval di
berbagai daerah. Supaya nggak ketinggalan jadwal dan informasi
terkait berbagai event, pantengin terus
#DiIndonesiaAja ya.