
Festival Pacu Jalur Tradisional
Pacu Jalur merupakan festival budaya tahunan yang berasal dari Kabupaten Kuantan Singingi, Riau. Tradisi ini telah berlangsung sejak abad ke-17 dan kini menjadi bagian tak terpisahkan dari identitas budaya masyarakat setempat.
Kegiatan ini bukan sekadar perlombaan perahu, tetapi juga ajang pelestarian warisan leluhur yang sarat nilai sejarah, kebersamaan, dan nasionalisme.
Dukungan Kementerian Pariwisata Sejak 2022 Lewat Program KEN
Festival Pacu Jalur telah menjadi bagian dari program Kharisma Event Nusantara (KEN) sejak tahun 2022, sebagai bentuk dukungan berkelanjutan dari Kementerian Pariwisata. Melalui program ini, keunikan dan nilai budaya Pacu Jalur semakin diperkuat sebagai daya tarik wisata nasional.
KEN merupakan program nasional yang bertujuan mengangkat potensi event-event budaya daerah agar bisa bersaing di tingkat nasional maupun internasional. Dengan masuknya Pacu Jalur ke dalam kalender KEN, festival ini mendapatkan fasilitasi promosi, pembinaan pelaku event, dan dorongan untuk meningkatkan kualitas penyelenggaraan.
Pacu Jalur: Lebih dari Sekadar Perlombaan
Pacu Jalur berasal dari daerah Kuantan Singingi, dan secara harfiah berarti "lomba jalur", di mana jalur adalah perahu besar yang dipahat dari batang kayu utuh, memiliki panjang 25 hingga 40 meter, dan mampu menampung 45 hingga 60 pendayung.
Dulu, perahu ini digunakan untuk mengangkut hasil panen melewati sungai-sungai di pedalaman. Seiring waktu, kebiasaan ini berkembang menjadi tradisi perlombaan yang digelar untuk menyambut hari-hari besar Islam, bahkan sempat menjadi agenda resmi penjajah Belanda untuk merayakan ulang tahun Ratu Belanda.
Pasca kemerdekaan, Pacu Jalur menjadi bagian dari perayaan Hari Ulang Tahun Republik Indonesia. Kini, festival ini menjadi magnet wisata budaya yang menyedot perhatian ribuan wisatawan domestik dan mancanegara, sekaligus menjadi ajang unjuk gigi kesenian dan kuliner lokal.
Cara Menuju Lokasi Pacu Jalur
Bagi wisatawan yang ingin menyaksikan langsung kemeriahan festival budaya ini, perlu persiapan matang. Lokasi utama pelaksanaan Pacu Jalur berada di Tepian Narosa, Kota Teluk Kuantan, ibu kota Kabupaten Kuantan Singingi.
Rute Perjalanan:
Dari Pekanbaru: Wisatawan bisa memulai perjalanan darat dari Bandara Internasional Sultan Syarif Kasim II. Jarak tempuh ke Teluk Kuantan sekitar 180 km dengan waktu perjalanan sekitar 4-6 jam menggunakan mobil pribadi atau travel.
Kondisi Jalan: Jalanan sebagian besar sudah beraspal, namun masih terdapat beberapa ruas yang sempit dan berlubang, terutama saat musim hujan. Tikungan tajam dan lalu lintas kendaraan berat seperti truk tambang juga sering menjadi kendala. Disarankan untuk menghindari perjalanan malam hari.
Meski aksesibilitas belum sempurna, pesona yang ditawarkan benar-benar sebanding dengan usaha mencapainya. Pengunjung disarankan untuk membawa kendaraan dalam kondisi prima dan mempertimbangkan penginapan di Teluk Kuantan karena ketersediaannya terbatas saat musim festival.
Atraksi Wisata Lain di Sekitar Kuansing
Selain menikmati Pacu Jalur Kuantan Singingi, wisatawan bisa mengeksplorasi destinasi lain di sekitar daerah ini:
Air Terjun Guruh Gemurai
Terletak di Desa Kasang, Kecamatan Kuantan Mudik, air terjun ini menjadi primadona wisata alam di Kuansing. Nama "Guruh Gemurai" berasal dari suara gemuruh air yang jatuh menghantam batu, menciptakan irama alam yang menenangkan.
Air terjun ini memiliki dua tingkatan aliran deras yang mengalir di antara tebing batu dan rimbunnya vegetasi tropis. Suasana sejuk dan asri menjadikannya tempat ideal untuk rekreasi keluarga.
Tersedia gazebo, jalur tangga beton, dan warung-warung sederhana yang menjual makanan ringan dan minuman. Namun, pengunjung tetap disarankan berhati-hati karena batuan di sekitar air terjun licin, terutama saat musim hujan.
Pemandian Alami Sungai Kuantan
Sungai Kuantan bukan hanya menjadi arena utama perlombaan Pacu Jalur, tapi juga menyimpan keindahan dan kesejukan yang bisa dinikmati sepanjang tahun. Di beberapa titik, sungai ini membentuk kolam-kolam alami yang aman untuk dijadikan lokasi berenang atau bermain air.
Salah satu spot favorit adalah di kawasan Tepian Narosa dan sepanjang bantaran Sungai Mudik. Airnya jernih, dengan arus yang relatif tenang pada musim kemarau.
Banyak warga lokal yang datang bersama keluarga untuk sekadar bersantai, bermain air, atau menikmati bekal di bawah pepohonan rindang. Ini adalah cara autentik menikmati suasana Kuansing seperti warga lokal.
Hutan Lindung Bukit Betabuh
Bagi pecinta alam dan ekowisata, Hutan Lindung Bukit Betabuh adalah destinasi wajib. Terletak di perbatasan antara Kuantan Singingi dan Provinsi Jambi, kawasan ini merupakan bagian dari Pegunungan Bukit Barisan dan menjadi habitat berbagai spesies flora dan fauna khas Sumatera.
Aktivitas yang bisa dilakukan di sini antara lain trekking ringan, camping, hingga pengamatan satwa. Sepanjang jalur, pengunjung akan disuguhi pemandangan hutan hujan tropis, suara burung liar, dan udara segar bebas polusi. Namun karena keterbatasan fasilitas, wisata ke kawasan ini lebih cocok untuk wisatawan berpengalaman atau bersama pemandu lokal.
Sentra Tenun dan Kerajinan Tradisional Kuansing
Kekayaan budaya Kuantan Singingi tidak berhenti di Pacu Jalur. Kabupaten ini juga dikenal sebagai penghasil kain tenun tradisional yang motifnya menggambarkan filosofi hidup masyarakat Melayu.
Salah satu pusat produksi tenun berada di Desa Pulau Godang, yang dapat ditempuh sekitar 30 menit dari Teluk Kuantan. Selain tenun, pengunjung juga dapat menemukan berbagai kerajinan tangan dari rotan, bambu, dan kayu.
Produk yang ditawarkan antara lain tikar, tas, miniatur jalur (perahu Pacu Jalur), hingga aksesoris khas daerah. Selain mendukung ekonomi lokal, membeli kerajinan ini juga menjadi cara untuk membawa pulang sepotong budaya Kuansing sebagai kenang-kenangan.
Warisan Budaya yang Harus Dijaga
Pacu Jalur bukan sekadar festival tahunan, tetapi cerminan kekuatan budaya lokal yang hidup dan berkembang bersama zaman. Festival ini adalah panggung bagi identitas lokal untuk bersinar, bukan hanya di hadapan bangsa sendiri, tetapi di mata dunia.
Melalui dukungan pemerintah, masyarakat, dan wisatawan, tradisi ini terus lestari dan mampu menjadi ikon pariwisata nasional.
Dengan tetap menjaga autentisitas dan meningkatkan kualitas penyelenggaraan, Pacu Jalur siap mendunia sebagai festival budaya kelas dunia dari jantung Sumatera.
DATE
20 August 2025 - 25 August 2025
TICKET PRICE
FREE
Segera Hadir