Siapa sih yang nggak kenal dengan batik? Kain nusantara yang satu ini sudah diakui oleh UNESCO sebagai warisan budaya non-bendawi sejak tahun 2009 silam. Nah, di Indonesia sendiri, kain batik hadir dalam motif sangat beragam. Bahkan, setiap daerah punya motif khasnya tersendiri lho, Sobat Pesona. Experience Indonesia in 360
Kamu pernah mendengar Batik Tiga Negeri? Jika belum, yuk sama-sama kita telusuri wastra nusantara ini dengan berkunjung ke beberapa rumah batik yang ada di Lasem! Tapi sebelumnya, kamu perlu tahu dulu nih, apa itu Batik Tiga Negeri, beserta sejarahnya melalui ulasan berikut ini.
Apa Sih Batik Tiga Negeri?
Sobat Pesona sudah pernah melihat Batik Tiga Negeri khas Lasem? Bisa membedakan nggak mana Batik Tiga Negeri khas Lasem dengan batik jenis lainnya yang ada di Pulau Jawa, terutama Solo, Yogyakarta, atau Pekalongan? Sebenarnya, Sobat Pesona bisa membedakan Batik Tiga Negeri khas Lasem dari motif dan warnanya. Dilihat dari motifnya, Batik Tiga Negeri itu memiliki motif yang lebih kompleks, karena menggabungkan motif batik pedalaman (Solo dan Yogyakarta) dengan motif pesisiran (Pekalongan dan Cirebon).
Lebih dari sekadar motif, Batik Tiga Negeri merupakan hasil akulturasi dari tiga budaya lho, Sobat Pesona! Ya, batik ini merepresentasikan tiga budaya besar yang sangat berpengaruh di Lasem, yakni budaya Tionghoa, Belanda, dan Jawa. Akulturasi yang epik tersebut bisa Sobat Pesona lihat dalam warna kain Batik Tiga Negeri yang didominasi oleh warna merah (terinspirasi budaya Tionghoa), warna biru indigo (khas Belanda), serta warna coklat soga (khas Jawa).
Menilik Sejarah Batik Tiga Negeri Lasem
Sekarang Sobat Pesona tahu ya, kalau Batik Tiga Negeri itu adalah representasi dari tiga budaya yang berpengaruh di Lasem, yakni budaya Tionghoa, Belanda, dan Jawa. Hal ini tentu tidak lepas dari sejarah Kecamatan Lasem di Kabupaten Rembang, Jawa Tengah pada abad ke-19 sampai awal Abad ke-20 sebagai tempat persinggahan etnis Tionghoa yang datang dari pesisir pantai selatan Tiongkok. Sedangkan, pola-pola yang ada di Batik Tiga Negeri Lasem ini, diperkenalkan pada abad ke-15 oleh Si Putri Campa, istri Bi Nang Un, seorang anggota ekspedisi Cheng Ho.
Dalam perkembangannya, batik menjadi industri yang paling maju di Lasem setelah bisnis candu. Puncak kejayaannya, adalah sekitar tahun 1860-an, di mana banyak sekali etnis Tionghoa yang mendirikan bisnis Batik Tiga Negeri. Namun sekarang, banyak produsen Batik Tiga Negeri yang sudah tidak beroperasi.
Beberapa rumah batik yang tetap konsisten memproduksi Batik Tiga Negeri, di antaranya adalah Rumah Batik Nyah Kiok, Rumah Batik Maranatha, Rumah Batik Lumintu, dan Rumah Batik Kidang Mas. Sekarang, kita kunjungi satu persatu yuk, empat rumah batik tersebut!
1 | Rumah Batik Nyah Kiok
Rumah batik yang satu ini sudah ada sejak awal abad ke-20 lho, Sobat Pesona. Namanya adalah Rumah Batik Nyah Kiok milik Hadi Sutjahyo dan Listyorini (Nyah Kiok). Beroperasi di bawah bangunan bergaya Cina Hindia, bisnis batik ini kini dilanjutkan oleh sang putra. Kini, hanya tersisa tujuh pembatik yang bekerja di rumah batik ini.
Ketujuh pembatik yang biasa dijuluki ‘Tujuh Bidadari Nyah Kiok’ ini terdiri dari Mbah Suti, Mbah Lasinah, Mbah Kutanti, Mbah Suharmi, Mbah Sabariyah, Mbah Marni, dan Mbah Sumirah. Uniknya, para pembatik di sini langsung mengaplikasikan lilin dan canting ke kain, tanpa menggunakan pola atau gambar dengan pensil. Hebat, kan?
Motif Batik Tiga Negeri dari rumah batik ini terdiri dari motif gunung ringgit atau sisik yang melambangkan kesejahteraan dan motif kupu-kupu yang melambangkan kesetiaan, integritas, dan kesederhanaan.
Alamat: Jalan Karangturi Gg.6, Karangturi, Kec. Lasem, Kab. Rembang, Jawa Tengah
2 | Rumah Batik Maranatha
Inilah rumah batik lainnya di Lasem yang juga konsisten memproduksi Batik Tiga Negeri. Dulu, rumah batik ini dikenal dengan nama Batik Ong, sekarang orang lebih mengenalnya dengan nama Batik Maranatha. Sama halnya dengan Rumah Batik Nyah Kiok, Rumah Batik Maranatha juga masih menggunakan cara tradisional, mulai dari proses pemberlakukan kain, pewarnaan, hingga penggambaran motifnya yang masih sama seperti dulu.
Dalam proses pembuatan Batik Tiga Negri, kain harus diolah dulu selama 30 hari agar nanti warnanya tidak pudar dan tetap awet. Di rumah batik ini, warna dasar yang digunakan untuk Batik Tiga Negeri adalah warna merah kemudian diikuti oleh warna biru, kemudian kuning. Kain yang digunakan adalah kain kereta kencana dan kain gamelan. Sedangkan, motif Batik Tiga Negeri buatan Maranatha yang terkenal meliputi motif daun asem, lokcan, pasiran, esok sore (dua motif), dan motif gunung ringgit.
3 | Rumah Batik Lumintu
Hampir sama dengan rumah batik lainnya, rumah ini juga bergaya kuno yang menandakan bahwa rumah batik ini sudah berdiri sejak lama. Menurut pemiliknya, rumah dengan gaya Tiongkok Hindia ini usianya sudah sekitar 200 tahun. Rumah Batik Lumintu sempat berhenti beroperasi pada pada tahun 1977. Lalu, pada tahun 2016, rumah batik ini dioperasikan kembali oleh Ekawatiningsih. Batik yang terkenal dari Rumah Batik Lumintu adalah motif batik kendoro kendiri.
Alamat: Jalan Sumbergirang II No.2, Kec. Lasem, Kab. Rembang, Jawa Tengah
4 | Rumah Batik Kidang Mas
Terakhir, ada Rumah Batik Kidang Mas yang kini dikelola oleh generasi keenam. Awalnya, batik di sini dibuat untuk dipakai sendiri, namun lama-kelamaan diproduksi secara besar-besaran dan dijual karena banyaknya permintaan. Sama seperti rumah batik lainnya, proses pembuatan Batik Tiga Negeri di sini juga masih menggunakan teknik tradisional. Begitu pun dengan warna kainnya, Rumah Batik Kidang Mas masih menggunakan warna yang berasal dari alam, yakni warna merah dari akar mengkudu, biru dari daun indigofera, serta warna coklat dari kayu-kayuan seperti mahoni, teger, dan jambal.
Alamat: Babagan, Kec. Lasem, Kab. Rembang, Jawa Tengah
Gimana? Menarik banget kan ternyata Batik Tiga Negeri ini? Selain memiliki motif yang cantik, batik ini juga memiliki makna filosofis yang mendalam ya, Sobat Pesona. Jika pandemi telah usai, Sobat Pesona bisa berkunjung ke Lasem ya, untuk bertemu secara langsung dengan para pengrajin batik di sana dan belajar lebih banyak mengenai keragaman budaya di Lasem. Jangan lupa untuk siapkan kamera karena ada banyak banget spot foto instagramable di sana!