Informasi Pariwisata

Esensial

Ragam Tas Tradisional Indonesia yang Autentik dan Estetik

Tas adalah salah satu benda esensial yang dipakai oleh masyarakat Indonesia untuk beraktivitas sehari-hari. Benda ini juga telah digunakan oleh nenek moyang sejak ratusan tahun lalu, tak terkecuali oleh suku-suku tradisional Indonesia.  Hampir setiap suku dan beberapa di Indonesia memiliki tas dengan ciri khasnya masing-masing. Seperti tas-tas berikut ini yang menjadi ciri khas dan nilai-nilai budaya tinggi: 

1. Tas Anjat, Dayak

Foto : x.com/basukids1 

Tas Anjat adalah salah satu contoh keindahan dan keunikan kerajinan tangan dari dari masyarakat Suku Dayak Kenyah, Kalimantan Timur. Dari karya yang dihasilkan, kamu bisa lihat bagaimana keterampilan anggota suku dalam membuat tas.

Tas Anjat dibuat dengan teknik anyaman yang sangat khas. Biasanya terbuat dari bahan-bahan alami seperti rotan, bambu, atau daun pandan. Tas ini dibuat dengan desain bercelah-celah dan berbentuk tabung, dengan tinggi sekitar 70 cm dan garis lingkaran sekitar 50 cm.

Proses pembuatannya melibatkan teknik anyaman yang rumit dan memerlukan ketelitian serta keahlian khusus. Motif yang dihasilkan seringkali mencerminkan pola dan simbol yang memiliki makna mendalam dalam budaya Dayak.

Selain digunakan sebagai aksesori sehari-hari, tas Anjat juga sering dipakai dalam acara-acara adat dan perayaan penting. Tas ini menjadi bagian dari pakaian tradisional yang menunjukkan status sosial dan identitas budaya pemakainya. Bagi pria Dayak menggunakan tas anjat untuk meletakkan perbekalan saat berburu. Sementara, para wanita menggunakan tas anjat untuk menyimpan baju atau makanan saat berkebun.

Sobat Pesona yang ingin memiliki Tas Anjat saat mengunjungi Suku Dayak yang ada di Kalimantan Timur, tas ini dapat dibeli dengan harga sekitar Rp180.000-Rp250.000 tergantung seberapa sulit dan lama proses pembuatannya.

2. Tas Koja, Baduy

Tas koja merupakan tas yang dihasilkan dari Suku Baduy, Banten. Dibuat dari kulit kayu pohon teureup atau terap yang tahan terhadap rayap, tas koja diproduksi dengan cara tradisional. Prosesnya dimulai dengan mencari jenis pohon tersebut di pedalaman hutan, lalu mengambil kulitnya untuk dijadikan bahan dasar pembuatan tas koja. Kulit pohon ini akan dijemur sampai kering untuk dijadikan serabut, sehingga dapat memudahkan pembuatan benang. 

Benang yang telah dirajut kemudian disambung hingga menjadi tas dengan bentuk yang diinginkan. Proses pembuatan tas ini bisa berlangsung selama beberapa hari hingga seminggu, tergantung kesediaan bahan baku dan kerumitan motif yang akan dibentuk pada tas. 

Tas koja bukan hanya sekadar aksesoris, tetapi juga memainkan peran penting dalam kehidupan sehari-hari masyarakat Baduy. Tas ini digunakan untuk membawa barang-barang penting seperti hasil pertanian, makanan, dan bahan-bahan kerajinan tangan mereka. Tas koja juga sering digunakan dalam ritual dan upacara adat.

Bagi Sobat Pesona yang berkunjung ke kawasan Baduy, membeli tas koja juga berarti memberikan dukungan langsung kepada masyarakat lokal. Pendapatan dari penjualan tas koja membantu mendukung kehidupan mereka dan menjaga kelestarian budaya mereka. Untuk harga tas koja mulai dari Rp35.000 hingga Rp250.000 tergantung ukuran tas

3. Tas Tenun, Nusa Tenggara Timur

Foto : fortuna.press

Tidak hanya di dalam negeri, hasil karya tas ini sudah diekspor ke berbagai negara, seperti Brazil, Amerika Serikat dan Australia.

Kerajinan tangan tradisional Indonesia ini berasal dari Nusa Tenggara Timur (NTT). Tas Tenun merupakan produk pengembangan dari kain tenun karena memiliki sifat bahan dan teksturnya yang lebih kuat dan tahan lama. Kain tenun dari NTT, bukan hanya sebuah produk yang ditenun, tetapi terdapat cerita, nilai sejarah, dan kearifan. Bahkan motif-motif yang dihasilkan merupakan bagian dari sejarah desa, klan, bahkan juga alam. Masyarakat NTT percaya bahwa kain tenun merupakan wujud hubungan manusia dengan alam dan Sang Pencipta atau leluhur.

 

Teknik tenun ini biasanya melibatkan penggunaan alat tenun tradisional yang disebut ‘pahat’. Bahan yang digunakan umumnya adalah serat alami seperti kapas atau sutra. Memadukan kain khas NTT dengan kulit sapi menjadi sebuah tas cantik, dapat memberikan semangat bagi kaum ibu-ibu di NTT untuk terus bertenun menggunakan alat tradisional. Untuk harga tas tenun sangat bervariatif, tergantung dengan pengrajin tas kain tenun dan ukuran tasnya.

4. Tas Noken, Papua

Foto : hops.id

Noken merupakan kerajinan tangan yang dibuat oleh hampir semua suku suku di Papua. Noken sudah digunakan selama berabad-abad dan diakui sebagai warisan budaya tak benda oleh UNESCO.

Noken terbuat dari serat kulit kayu, seperti kayu manduam, nawa, atau anggrek hutan. Tas ini digunakan untuk membawa barang kebutuhan sehari-hari serta membawa hasil pertanian dan kebun, seperti sayuran, umbi-umbian, dan barang dagangan lainnya ke pasar.  Masyarakat Papua membawa tas noken dengan menggunakan dahi atau bagian depan kepala dan mengalungkannya ke arah punggung. 

Tas noken mempunyai ukuran yang bervariasi, mulai dari ukuran kecil sampai  ukuran jumbo yang digunakan untuk mengangkat bahan hasil bumi yang cukup berat. Masyarakat Papua menggunakan Noken dengan ukuran besar (yatoo) untuk membawa kayu bakar, barang belanjaan, tanaman hasil panen, bahkan untuk menggendong anak. 

Tas berukuran sedang (gapagoo) digunakan untuk membawa belanjaan dengan jumlah sedang dan tas ukuran kecil (mitutee) digunakan untuk membawa barang-barang pribadi dan sering juga digunakan oleh pelajar maupun mahasiswa. Selain itu, tas Noken diberikan sebagai hadiah bagi yang baru pertama menginjakkan kaki di bumi Papua.

Noken merupakan simbol kehidupan yang baik, cinta perdamaian, serta kesuburan bagi masyarakat tanah Papua, terutama mereka yang tinggal di daerah Pegunungan Tengah Papua, seperti suku Yali, suku Lani, suku Damal, dan Bauzi. Menariknya, hanya perempuan Papua asli yang boleh membuat tas tradisional ini.

Di daerah Sauwandarek, Papua, kita masih dapat menyaksikan proses pembuatan noken secara langsung. Harga tas ini bervariasi antara Rp25.000,00-Rp50.000,00 per buah, tergantung jenis dan ukurannya.

 

Dengan menggunakan dan ikut mempromosikan tas tradisional dari suku dan daerah di Indonesia, Sobat Pesona tidak hanya menghargai kerajinan tangan, tetapi juga turut melestarikan warisan budaya Indonesia yang berharga. Temukan inspirasi budaya #DiIndonesiaAja lainnya dengan follow Instagram @pesona.indonesia ya, Sob.

INSIGHT

Ide Perjalanan