Desa yang Tenang, Terlindung dari Modernitas
Terletak di bagian selatan Pulau Lombok, tepatnya di Kecamatan Pujut, Kabupaten Lombok Tengah, Desa Wisata Budaya Sade berada dalam keheningan. Desa ini telah berdiri kokoh dan anggun melawan arus modernisasi sambil mempertahankan tradisi mereka yang telah dijaga dan dilestarikan selama 15 generasi.
Dalam bahasa suku Sasak di Lombok, Nusa Tenggara Barat (NTB), sade berarti obat atau kesadaran.
Budaya suku Sasak di Desa Sade telah berbaur dengan ajaran Islam. Semua urusan sosial, seperti pernikahan, diselesaikan di masjid atau Baruga Sekenam yang terletak di sebelah kiri pintu masuk area rumah adat. Untuk mempertahankan keaslian penduduknya, Desa Sade menerapkan adat pernikahan satu keluarga, yang berarti orang Sade tidak boleh menikahi orang di luar sukunya.
Salah satu hal unik dari budaya Desa Sade adalah tradisi kawin lari. Jika seorang pria ingin melamar seorang wanita untuk menjadi istrinya, ia harus menculik gadis tersebut dan menyembunyikannya dari keluarga mereka. Durasi penculikan dan persembunyian ini tidak bisa ditentukan. Bisa jadi berhari-hari atau bahkan berbulan-bulan. Hingga suatu waktu yang dianggap tepat, seorang utusan dari pihak pria akan mengunjungi keluarga wanita untuk memberitahukan lokasi gadis tersebut dan mendiskusikan rencana lamaran serta pernikahan setelah kesepakatan tercapai antara kedua belah pihak.
Apa yang Bisa Dilakukan
Begitu Anda menginjakkan kaki di Desa Sade, pengunjung akan langsung disambut oleh pemandu lokal yang akan membantu memberikan informasi yang dibutuhkan saat menjelajah dan menikmati keindahan budaya desa.
Di Desa Sade terdapat sekitar 150 rumah adat. Rumah-rumah ini memiliki atap unik yang berbentuk seperti gunung dan dibangun dengan alang-alang. Dinding dan lantainya terbuat dari tanah liat yang dicampur dengan dedak padi, kemudian dilapisi dengan anyaman bambu di sisi luar. Bangunan rumah-rumah ini disebut Bale Tani Gunung Ratu, yang berarti rumah yang berbentuk seperti gunung dengan dasar datar.
Penting untuk dicatat bahwa semua rumah di kawasan Desa Sade adalah rumah tinggal, bukan bangunan pameran atau museum budaya. Seluruh penduduk yang tinggal di sini berjumlah sekitar 750 orang yang masih memiliki garis keturunan atau keluarga yang sama.
Ada keunikan tertentu saat pertama kali Anda memasuki rumah-rumah di Desa Sade. Tidak seperti yang biasanya Anda temukan di rumah-rumah lainnya, di Desa Sade, lantai rumah secara berkala ditutupi dengan kotoran sapi atau kerbau. Tujuannya adalah untuk menjaga lantai tetap bersih dari debu yang menempel, memperkuat lantai, dan mencegah serangga masuk ke dalam rumah.
Tradisi lain di desa ini adalah menenun. Bagi wanita Sasak, menguasai seni menenun—atau yang dikenal secara lokal dengan nama tenun—sejak kecil adalah sebuah kewajiban. Tenun tradisional Lombok merupakan bentuk pelestarian budaya suku Sasak untuk wanita. Harga untuk sehelai kain tenun bervariasi antara IDR 50.000 - IDR 400.000. Selain kain tenun, banyak juga souvenir Lombok yang dibuat langsung oleh masyarakat Sasak, seperti gantungan kunci dan aksesoris.
Tempat Wisata Terdekat
Jika Anda ingin menjelajahi lebih jauh, Anda dapat mengunjungi Desa Wisata Ende yang terletak sekitar 3 menit berkendara ke arah utara dari Desa Sade. Desa ini juga merupakan rumah bagi suku Sasak, meskipun dengan tradisi yang sedikit berbeda dari masyarakat di Desa Sade. Salah satu hal unik di desa ini adalah pintu-pintu rumah yang dibuat lebih kecil dari biasanya. Menurut kepercayaan setempat, pintu dibuat rendah supaya tamu yang masuk harus membungkukkan kepala dan badan sebagai tanda penghormatan kepada pemilik rumah.
Saat matahari terbenam, Anda bisa memilih untuk pergi ke arah selatan menuju Pantai Kuta Mandalika: salah satu tempat di Lombok yang menyajikan pemandangan matahari terbenam yang luar biasa indah. Bersiaplah untuk terpesona oleh berbagai pesonanya, mulai dari kejernihan air laut hingga batu-batu yang indah dan kokoh. Selain itu, Pantai Kuta Mandalika juga menyuguhkan pesona pasir putih yang bersih dan membentang sepanjang 7,2 kilometer. Pantai ini hanya berjarak 15 menit berkendara dari Desa Sade dan pastinya akan melengkapi perjalanan Anda di pulau tropis Lombok.
Cara Menuju ke Desa Sade
Untuk menuju Desa Sade dari pusat kota Mataram, dibutuhkan waktu sekitar 1 hingga 1,5 jam. Sedangkan dari Bandara Internasional Lombok, hanya diperlukan waktu sekitar 25 hingga 30 menit. Tidak ada transportasi umum yang bisa membawa Anda langsung ke Desa Sade, jadi Anda perlu menyewa mobil atau sepeda motor.