Partisipasi Indonesia pada WTM London 2022 ini mendukung upaya pembukaan kembali pariwisata Indonesia bagi wisatawan mancanegara yang telah dibuka sejak Februari 2022, untuk meningkatkan devisa negara dan pembukaan kembali lapangan kerja. Beberapa upaya yang telah dilakukan untuk membangkitkan kembali industri pariwisata di antaranya adalah pembebasan persyaratan tes PCR (Polymerase Chain Reaction) bagi pelaku perjalanan internasional yang sehat pada saat kedatangan, pembebasan persyaratan karantina untuk pelancong yang sudah vaksinasi lengkap, pemberlakuan Visa on Arrival Khusus Wisata untuk 86 negara sejak bulan September 2022, bebas visa untuk negara anggota ASEAN (Association of Southeast Asian Nations), dan second home visa.
“Kemudahan pelayanan visa merupakan komponen penting yang dapat meningkatkan pertumbuhan kunjungan wisatawan mancanegara ke Indonesia dan meningkatkan daya saing pariwisata Indonesia di tingkat global. Tahun 2023, Indonesia menargetkan 3,5 sampai dengan 7,4 juta kunjungan wisatawan mancanegara. Kami yakin bahwa second home visa dengan masa berlaku 5 – 10 tahun bisa menjadi pintu bagi ceruk pasar wisman yang memenuhi kriterianya, ucap Sandiaga Salahuddin Uno.
Ni Made Ayu Marthini, Deputi Bidang Pemasaran menambahkan, “Keikutsertaan Indonesia dalam WTM London 2022 juga untuk memfasilitasi para pelaku industri pariwisata Indonesia agar dapat mengaktifkan kembali bisnisnya yang disinergikan melalui kehadiran di bursa pasar pariwisata terbesar kedua di dunia ini. Citra Indonesia sebagai destinasi pariwisata yang aman, nyaman, dan berdaya saing, yang mengutamakan kualitas dan berkelanjutan, perlu terus dibangun sehingga pencitraan positif terbentuk untuk mendorong calon wisatawan pasar Eropa pada umumnya dan pasar Inggris pada khususnya, berkunjung ke Indonesia. Kelas menengah atas dan kelas atas di Eropa merupakan segmentasi utama yang dibidik mengingat segmentasi pasar ini tetap memiliki kemauan dan kemampuan untuk melakukan perjalanan wisata long haul ke luar negeri pada tahun depan meskipun terdapat ancaman resesi”.
Tiga puluh enam (36) pelaku bisnis pariwisata yang terdiri dari Biro Perjalanan Wisata (BPW) , Tour Operator, Destination Management Company (DMC) dan jaringan hotel terkenal di Indonesia berpartisipasi dalam WTM 2022 ini untuk menawarkan berbagai paket wisata menarik, termasuk Bali dan lima Destinasi Super Prioritas yang menjadi andalan Indonesia, yakni Borobudur – Jawa Tengah, Danau Toba – Sumatra Utara, Mandalika – Nusa Tenggara Barat (NTB), Labuan Bajo – Nusa Tenggara Timur (NTT), dan Likupang - Sulawesi Utara.
Secara spesifik nilai target pax yang diharapkan dari keikutsertaan dalam WTM 2022 ini sebesar 29.500 Pax, dengan target transaksi potensi wisman diharapkan mencapai Rp 322.280.000.000 atau USD 20,578,512.
Dalam melakukan pemasaran pariwisata Indonesia di luar negeri, Kemenparekraf / Baparekraf memiliki beberapa aktivitas pemasaran, antara lain partisipasi dalam bursa pariwisata terbesar, Collaborative Marketing & Joint Promotion (Kerjasama Terpadu) di originasi pasar, familiarization trip (wisata pengenalan), dan festival. Keempat program tersebut telah berjalan sebagai upaya percepatan program pariwisata 3G (Gercep, Geber, Gaspol)
“Selain itu, Kemenparekraf saat ini juga sedang mengembangkan berbagai trends produk pariwisata pascapandemi yang bersifat customized, personalized, localized, dan smaller in size, juga transformasi dari wisata massal yang mengandalkan sun, sea, dan sand, menjadi pariwisata yang lebih berkualitas yang menawarkan pengalaman serenity, spirituality, dan sustainability. Salah satu fokusnya adalah pengembangan Desa Wisata, Kampung Tematik dan Kota Kreatif untuk dijadikan solusi bagi pemulihan ekonomi pascapandemi, sejalan dengan pemahaman wisata yang berkelanjutan,” ujar Sandi saat menjelaskan mengapa program Desa Wisata populer belakangan ini.
Indonesia memiliki total 85.000 desa, 7.500 desa di antaranya memiliki daya tarik wisata. Bahkan desa wisata terbukti menjadi pandemic winner seiring dengan perubahan tren wisata pascapandemi. Hal ini dibuktikan dengan kenaikan peminat 30% untuk desa wisata.
Menariknya lagi, dalam promosi rempah dan kuliner Indonesia di mancanegara, saat ini Pemerintah Indonesia sedang giat menjalankan program Indonesia Spice Up the World (ISUTW). Program ini ke depannya memacu pengembangan jaringan restoran Indonesia di luar negeri sebagai gastrodiplomasi Indonesia guna mencapai nilai ekspor rempah dan bumbu sebesar USD 2 Milyar dan mengaktivasi sebanyak 4.000 restoran di mancanegara pada tahun 2024.
Informasi Lebih Lanjut:
Direktorat Pemasaran Pariwisata Reg II
Deputi Bidang Pemasaran
Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif / Badan Pariwisata dan Ekonomi Kreatif
E-mail: europe1@indonesia.travel