Informasi Pariwisata

Esensial

Menguak Rahasia Desa Penglipuran dan Tradisi yang Mendunia

Desa Penglipuran merupakan desa adat yang namanya sudah mendunia. Bahkan desa ini bukan sekadar destinasi wisata, tetapi juga perwakilan atas kehidupan yang harmonis antara manusia, alam, dan Tuhan.

Sudahkah kamu mengunjungi desa ini di Bali? Jika belum, eksplorasi dan cari tahu informasi mengenai desa yang terkenal bersih ini.

Mengapa Desa Penglipuran Terkenal Hingga Mancanegara?

Desa ini bisa diibaratkan sebagai perhiasan indah yang perlahan kilaunya semakin memukau di tengah hiruk-pikuk pariwisata Bali. Desa ini menyuguhkan ketenangan dan keaslian yang masih terawat.

Penglipuran bukan sekadar destinasi wisata; ia adalah representasi hidup dari harmoni antara manusia, alam, dan Tuhan, sebuah filosofi Tri Hita Karana yang lestari.

Terletak di Kabupaten Bangli, desa adat ini sebenarnya telah lama mendunia. Keindahan alam, tradisi yang terjaga, tata ruang yang apik, dan lingkungan yang selalu terawat menjadi daya tariknya.

Ribuan pelancong domestik maupun mancanegara berbondong-bondong datang untuk menyaksikan langsung keunikan desa ini. Tak heran bila Penglipuran menjadi ikon pariwisata Bali yang berkarakter.

Kebersihan Sebagai Gaya Hidup: Desa Penglipuran Dinobatkan sebagai Desa Terbersih

Salah satu faktor yang melambungkan nama desa adat ini adalah reputasinya sebagai desa terbersih di dunia. Namun, pengakuan ini bukanlah tanpa alasan.

Sejak pertama kali menginjakkan kaki di Penglipuran, kamu akan langsung merasakan perbedaannya. Jalanan desa yang tersusun dari batu padas tampak rapi dan bebas sampah.

Setiap rumah memiliki halaman yang terawat dengan baik, tanpa ada dedaunan kering yang berserakan. Kebersihan di Penglipuran bukan sekadar kewajiban, tetapi gaya hidup yang tertanam kuat dalam setiap sendi masyarakat.

Warga secara kolektif menjaga kebersihan lingkungan dengan penuh kesadaran, dimulai dari pengelolaan sampah mandiri hingga gotong royong membersihkan area umum.

Filosofi hidup yang menitikberatkan pada keselarasan dengan alam mendorong mereka untuk merawat lingkungan sebagai bagian dari diri sendiri. Tidak heran jika udara di sini terasa begitu segar dan suasana begitu nyaman, jauh dari polusi dan kotoran.

Keunikan Desa Penglipuran yang Tidak Ditemui di Tempat Lain

Desa adat yang terkenal ini menawarkan serangkaian keunikan yang membuatnya berbeda dari desa adat lainnya di Bali, bahkan di Indonesia.

1. Tata Ruang Adat yang Konsisten

Desa ini dibangun dengan tata ruang yang sangat teratur mengikuti konsep Tri Mandala. Bagian hulu (utara) adalah area suci (pura), bagian tengah adalah pemukiman penduduk, dan bagian hilir (selatan) adalah kuburan. 

Semua rumah menghadap ke satu arah yang sama, yaitu ke utara, menuju Gunung Agung yang dianggap suci. Desain ini mencerminkan kosmologi Bali yang dalam.

2. Arsitektur Rumah Tradisional Seragam

Hampir semua rumah di Penglipuran memiliki arsitektur yang seragam, dengan material dominan bambu, kayu, dan genteng tanah liat.

Gerbang masuk setiap rumah (angkul-angkul) memiliki desain yang identik, menciptakan kesan visual yang harmonis dan teratur.

3. Jalan Berundak dari Batu Padas

Jalan utama desa adalah jalan berundak yang terbuat dari susunan batu padas. Ini menambah kesan tradisional dan alami, sekaligus berfungsi sebagai drainase alami saat hujan.

4. Hutan Bambu yang Sakral

Di bagian barat desa, terdapat hutan bambu yang sangat luas dan lestari, yang dianggap sakral oleh penduduk setempat. Hutan ini berfungsi sebagai penopang ekologi desa dan menjadi lanskap penting dalam upacara adat.

5. Tidak Ada Kendaraan Bermotor

Salah satu aturan unik di Penglipuran adalah larangan kendaraan bermotor masuk ke area inti desa.

Aturan ini menjaga ketenangan, kebersihan udara, dan keaslian suasana tradisional. Pengunjung harus memarkir kendaraan di area khusus di luar desa dan berjalan kaki.

Biaya Masuk ke Desa Penglipuran dan Fasilitas yang Diperoleh Pengunjung

Untuk masuk ke Desa Penglipuran, pengunjung akan dikenakan biaya tiket masuk yang sangat terjangkau, berkisar antara Rp15.000 hingga Rp20.000 untuk wisatawan domestik dan sedikit lebih tinggi untuk wisatawan mancanegara.

Kamu tidak hanya mendapatkan akses untuk menjelajahi keindahan desa, tetapi juga beberapa fasilitas, seperti:

1. Pemandu Lokal

Meskipun tidak wajib, seringkali ada pemandu lokal yang siap mengantar dan menjelaskan detail sejarah, budaya, serta filosofi hidup masyarakat Penglipuran.

2. Informasi Edukatif

Beberapa rumah adat mungkin dibuka untuk umum sebagai semacam museum mini, di mana pengunjung dapat melihat isi rumah dan belajar tentang kehidupan sehari-hari masyarakat.

3. Spot Foto Instagramable

Setiap sudut desa adalah spot foto yang menarik, dari deretan angkul-angkul, rumah bambu, hingga hutan bambu yang menawan.

4. Pengalaman Budaya

Pengunjung dapat melihat langsung aktivitas sehari-hari warga, menyaksikan proses pembuatan kerajinan tangan, atau bahkan mencoba jajanan tradisional yang dijual di beberapa rumah.

Waktu Terbaik untuk Mengunjungi Desa Penglipuran

Waktu terbaik mengunjungi desa adat ini adalah saat musim kemarau, antara bulan Mei hingga September. Pada periode ini, cuaca cenderung cerah, sehingga lebih nyaman untuk berjalan kaki menjelajahi desa dan mengambil foto.

Hindari kunjungan saat tengah hari, terutama jika kamu tidak biasa dengan cuaca panas. Pagi hari sebelum pukul 10.00 WITA atau sore hari setelah pukul 15.00 WITA adalah waktu yang ideal. 

Di jam-jam itu, suasana lebih tenang, cahaya lebih lembut untuk fotografi, dan udara lebih sejuk.

Jika beruntung, kamu mungkin bisa menyaksikan beberapa kegiatan adat atau upacara keagamaan yang menjadi bagian tak terpisahkan dari kehidupan masyarakat Penglipuran.

Cara Menuju Desa Penglipuran

Desa Penglipuran terletak di Kabupaten Bangli, Bali, yang jaraknya sekitar 45 kilometer dari Kota Denpasar. Kamu bisa ke wilayah ini dengan beberapa pilihan:

1. Kendaraan Pribadi

Dari Denpasar atau wilayah selatan Bali (Kuta, Seminyak, Ubud), ikuti jalan utama menuju arah Bangli. Gunakan aplikasi peta tujuan "Desa Adat Penglipuran". Perjalanan memakan waktu sekitar 1,5 hingga 2 jam.

2. Taksi Online atau Taksi Konvensional

Kamu juga bisa memesan taksi online atau konvensional menuju desa adat ini. Opsi ini memang nyaman, namun mungkin lebih mahal.

3. Sewa Mobil dengan Sopir

Banyak wisatawan memilih untuk menyewa mobil dengan sopir. Opsi ini sangat nyaman karena sopir sudah mengetahui rute dan bisa mengantar kamu ke beberapa destinasi lain di sekitar Bangli.

4. Ikuti Tur Paket

Banyak agen tur di Bali yang menawarkan paket kunjungan ke Penglipuran, seringkali digabungkan dengan kunjungan ke Danau Batur, Kintamani, atau Pura Kehen.

Setibanya di wilayah desa, kamu harus memarkir kendaraan di area parkir yang telah disediakan di luar desa, lalu berjalan kaki masuk untuk menjelajahi keunikan desa.

Desa ini jauh dari sekadar destinasi wisata di Bali, karena kamu akan diajak untuk menyusuri sambil memahami tradisi dan adat yang sarat makna dan filosofi kehidupan.

Sudah siap bertualang ke desa adat yang tertata apik, bersih, dan penting ini? Siapkan diri kamu untuk menjelajahinya dan tetap hormati tradisi yang berlaku di sana.

INSIGHT

Ide Perjalanan

Aktivitas yang Bisa Kamu Lakukan di Bali Saat Hari Raya Nyepi

Aktivitas yang Bisa Kamu Lakukan di Bali Saat Hari Raya Nyepi