Candi Gunung Kawi adalah salah satu situs purbakala paling memukau di Pulau Bali, terletak di lembah Sungai Pakerisan, tepatnya di Banjar Penaka, Desa Tampaksiring, Gianyar.
Berbeda dengan candi-candi Hindu lainnya di Bali yang berupa pura, candi ini menampilkan arsitektur pahatan candi yang unik, diukir langsung pada tebing batu.
Keunikan ini, ditambah dengan pemandangan alam lembah sungai yang hijau dan asri, menjadikan candi ini sebagai destinasi wisata budaya dan sejarah yang tak boleh dilewatkan.
Situs ini menawarkan pengalaman yang mendalam tentang sejarah kerajaan Bali kuno dan keindahan alam yang menenangkan.
Sejarah dan Identitas Candi Tebing yang Megah
Candi Gunung Kawi diyakini dibangun pada abad ke-11 Masehi, pada masa pemerintahan Raja Anak Wungsu dari Dinasti Warmadewa.
Kompleks ini terdiri dari sepuluh candi pahatan (chandi rejang) yang dipahat di ceruk-ceruk tebing batu. Candi-candi ini umumnya dipercaya sebagai tempat pemujaan dan peringatan bagi raja-raja serta anggota keluarga kerajaan dari Dinasti Warmadewa.
Beberapa di antaranya diyakini sebagai makam Raja Anak Wungsu sendiri, serta para selir dan kerabatnya.
Desain candi yang dipahat langsung pada tebing batu adalah fitur yang sangat langka dan mengagumkan.
Proses pembuatannya tentu membutuhkan keterampilan pahat yang luar biasa dan pemahaman mendalam tentang topografi alam. Keberadaan kompleks ini di lembah sungai yang tersembunyi juga menambah kesan sakral dan misterius.
Struktur Kompleks dan Pembagian Area
Kompleksnya terbagi menjadi beberapa kelompok candi yang tersebar di dua sisi Sungai Pakerisan. Untuk mencapainya, pengunjung harus menuruni sekitar 300 anak tangga yang melintasi pemandangan sawah terasering yang indah dan lembah hijau.
Kelompok Candi di Bagian Barat Sungai: Ini adalah kelompok candi utama yang terdiri dari lima candi pahatan, diyakini sebagai makam Raja Anak Wungsu.
Di bagian depan kelompok candi ini terdapat kolam pemandian kuno dan air terjun kecil yang menambah kesejukan suasana.
- Kelompok Candi di Bagian Timur Sungai
Setelah menyeberangi jembatan di atas Sungai Pakerisan, pengunjung akan menemukan empat candi pahatan lainnya yang diyakini sebagai makam para selir raja.
- Satu Candi Terpisah
Terdapat satu candi pahatan yang letaknya agak terpisah di sisi selatan, kemungkinan didedikasikan untuk seorang perdana menteri atau tokoh penting lainnya.
Selain candi-candi utama, di kompleks ini juga terdapat beberapa pertapaan (kamar-kamar kecil yang dipahat di tebing) yang dulunya digunakan oleh para biksu atau resi untuk meditasi dan ibadah.
Keindahan Alam dan Atmosfer Spiritual
Selain nilai historis dan arsitekturalnya, Pura Gunung Kawi juga memukau dengan keindahan alam di sekitarnya. Lembah Sungai Pakerisan yang hijau, dengan suara gemericik air dan kicauan burung, menciptakan suasana yang tenang dan damai.
Perjalanan menuruni anak tangga melewati sawah terasering yang subur adalah pengalaman tersendiri yang menyegarkan mata.
Atmosfer spiritual di pura ini sangat terasa. Meskipun merupakan situs purbakala Hindu, tempat ini memancarkan aura ketenangan yang mengundang meditasi dan refleksi.
Banyak pengunjung yang datang untuk menikmati keheningan dan keindahan alam sambil merasakan energi spiritual dari situs kuno ini.
Peran Budaya dan Pariwisata
Candi Gunung Kawi adalah salah satu destinasi wisata budaya penting di Bali, menarik wisatawan yang mencari pengalaman lebih mendalam tentang sejarah dan spiritualitas pulau ini.
Situs ini menjadi bukti kejayaan masa lalu kerajaan Bali dan keahlian seni pahat masyarakatnya. Keberadaannya juga mendukung ekonomi lokal melalui pariwisata.
Sebagai bagian dari lanskap budaya Bali, Candi Gunung Kawi dapat menjadi tempat untuk berbagai upacara adat atau ritual keagamaan lokal, terutama saat perayaan tertentu.
Ini memberikan kesempatan bagi pengunjung untuk menyaksikan secara langsung kekayaan tradisi Bali. Kunjungan ke kompleks candi ini menawarkan perpaduan petualangan sejarah, apresiasi seni, dan pengalaman spiritual yang menenangkan.
Bagaimana Cara Berkunjung ke Gunung Kawi?
Untuk berkunjung ke Gunung Kawi, kamu harus menempuh rute dari Denpasar, Bali. Jika kamu berangkat dari Jakarta, berikut langkah-langkahnya:
Dari Jakarta ke Bali
- Terbang dari Bandara Soekarno-Hatta (CGK) ke Bandara I Gusti Ngurah Rai (DPS) di Denpasar.
- Penerbangan komersial tersedia secara reguler, durasi sekitar 1,5 jam.
- Setibanya di Ngurah Rai, lanjutkan perjalanan menggunakan mobil sewaan dengan sopir atau driver (direkomendasikan untuk fleksibilitas). Kamu juga bisa menyewa motor, jika perjalanan solo atau tanpa banyak barang.
Rute darat dari Denpasar ke Gunung Kawi
- Jarak: Sekitar 38 km utara Denpasar (sekitar 1 hingga 1,5 jam perjalanan)
- Rute umum (mobil/motor/bus):
- Ambil Jalan Prof. Ida Bagus Mantra ke Jalan WR Supratman menuju daerah Tampaksiring.
- Lanjut ke Jl. Raya Pejeng Tampaksiring ke Jl. Yudistira, lalu ke Jl. Bayu Brata hingga tiba di area parkir Gunung Kawi
- Ikuti petunjuk jalan, kamu bisa menggunakan Google Maps dengan keyword "Gunung Kawi Temple" atau "Pura Gunung Kawi".
Berikut adalah informasi tambahan yang perlu kamu perhatikan sebelum berkunjung ke Gunung Kawi:
Biaya tiket masuk:
- Harga untuk domestik adalah Rp30.000 dan harga untuk turis mancanegara adalah Rp50.000.
- Ada biaya parkir dan sarung (“kamen”) dan selendang harus dikenakan saat masuk.
- Jam buka: Setiap hari, pukul 08.00 hingga 18.00 WITA.
Masuk dan Eksplorasi
Setelah parkir, kamu akan menuruni tangga sekitar 300 hingga 400 anak tangga hingga ke lembah dan kolam utama .
Sebelum memutuskan untuk naik, pastikan kamu sudah menyiapkan stamina perjalanan naik turun cukup menguras tenaga dan bisa memakan waktu 1 hingga 2 jam perjalanan menyeluruh.
Selain itu, jangan lupa untuk membawa air, alas kaki nyaman, dan jangan lupa hormati area suci dengan mengenakan sarung dan selendang.
Gunung Kawi bukan sekadar tempat, tapi perjalanan batin yang mengalir bersama gemuruh sungai dan bisikan angin.
Di balik tebing sunyi dan tangga-tangga batu, kamu akan menemukan keheningan yang menyentuh dan mengajak jiwa pulang pada makna terdalam dari sebuah perjalanan.
Datanglah dan saksikan sendiri keindahan Gunung Kawi yang memikat hati dan menyentuh jiwa.