Informasi Pariwisata
Esensial

Tradisi Bakar Tongkang

Tradisi Bakar Tongkang: Warisan Budaya Tionghoa di Bagansiapiapi

Di tengah kemajuan zaman, tradisi lokal tetap menjadi simbol identitas dan penghormatan terhadap leluhur. Salah satu tradisi yang penuh makna budaya dan spiritual adalah Bakar Tongkang, ritual tahunan masyarakat Tionghoa di Bagansiapiapi, Riau. Lebih dari sekadar perayaan, tradisi ini mencerminkan keberanian para leluhur yang merantau dan menetap di tanah baru, sekaligus menjadi salah satu festival budaya terbesar di Riau.

Sejarah Tradisi Bakar Tongkang
Tradisi ini berakar pada awal abad ke-19, ketika imigran dari Distrik Tong’an, Fujian, Cina Selatan, meninggalkan tanah kelahirannya akibat kerusuhan berkepanjangan. Dipimpin oleh Ang Mie Kui, mereka berlayar menggunakan tiga tongkang tradisional.

Hanya satu tongkang yang berhasil mencapai daratan Sumatera, tepatnya di kawasan yang kini dikenal sebagai Bagansiapiapi—berarti "Tanah Kunang-Kunang," dinamai berdasarkan cahaya kunang-kunang (siapi-api) yang memandu mereka. Para imigran kemudian membakar tongkang terakhir sebagai simbol tekad untuk menetap dan tidak kembali ke tanah air.

Prosesi dan Makna Ritual
1. Waktu dan Persiapan

Festival digelar setiap tahun pada hari ke-16 bulan ke-5 kalender Cina (Go Ge Cap Lak).
Puncaknya adalah pembakaran replika tongkang sepanjang 8,5 meter dengan lebar 1,7 meter.
2. Prosesi Arak-Arakan

Sebelum dibakar, tongkang diberkati di Kuil Eng Hok King dan diarak keliling Kota Bagansiapiapi.
Iringan prosesi mencakup atraksi budaya seperti Barongsai dan hiburan lagu-lagu Hokkien.
3. Makna Simbolis

Replika tongkang dipenuhi ribuan kertas doa kuning berisi harapan dan permohonan kepada leluhur.
Asap pembakaran diyakini membawa doa-doa tersebut ke alam baka, menjadi bentuk komunikasi spiritual dengan leluhur.
Makna Arah Jatuhnya Tiang
Momen yang dinanti adalah arah jatuhnya tiang utama dari tongkang yang terbakar, yang dipercaya sebagai ramalan rezeki:

Tiang jatuh ke arah laut: Rezeki melimpah dari laut.
Tiang jatuh ke arah darat: Rezeki datang dari daratan.
Atraksi Budaya Pendukung
Festival ini juga menampilkan berbagai atraksi budaya, termasuk:

Tan Ki: Ritual spiritual di mana peserta menahan tusukan benda tajam tanpa terluka. Ritual ini mirip dengan tradisi Tatung di Singkawang, memperkuat unsur spiritual dan menarik perhatian wisatawan.
Pelestarian dan Daya Tarik Wisata
Bakar Tongkang bukan sekadar ritual keagamaan, tetapi juga:

Penghormatan kepada leluhur dan pelestarian identitas budaya Tionghoa.
Simbol keberanian dan rasa syukur leluhur yang membangun kehidupan baru di tanah rantau.
Sebagai daya tarik wisata budaya terbesar di Riau, festival ini menarik ribuan pengunjung setiap tahunnya, baik masyarakat lokal maupun wisatawan mancanegara. Bagansiapiapi pun dikenal sebagai pusat budaya Tionghoa di Indonesia, menampilkan harmoni sosial dan kekayaan budaya lintas generasi.

Dengan terus dilestarikan, Bakar Tongkang menjadi pengingat pentingnya menghormati warisan leluhur, menjaga identitas budaya, dan menjunjung nilai kebersamaan dalam keberagaman.

INSIGHT

Ide Perjalanan

Yuk, Cari Tahu Filosofi Gonjong di Desa Wisata Sarugo, Sumatera Barat

Yuk, Cari Tahu Filosofi Gonjong di Desa Wisata Sarugo, Sumatera Barat