Informasi Pariwisata

Esensial

Keindahan Pura Tirta Empul dan Prosesi Ritual Melukat

Pura Tirta Empul adalah salah satu pura suci paling ikonik di Bali yang sarat dengan nilai spiritual dan sejarah. Terletak di kawasan Tampaksiring, pura ini dikenal dengan mata air sucinya yang tak pernah kering. 

Setiap hari, pengunjung datang untuk merasakan ketenangan dan melakukan ritual melukat. Suasananya yang tenang dan arsitektur khas Bali menjadikan tempat ini begitu memikat bagi wisatawan.

Sekilas Sejarah dan Asal Usul Pura Tirta Empul

Pernahkah kamu mengunjungi tempat suci yang terasa menenangkan sejak pertama kali kamu menginjakkan kaki? Pura Tirta Empul di Gianyar, Bali, adalah salah satunya. 

Dibangun pada tahun 962 Masehi saat masa pemerintahan Raja Candrabhaya Warmadewa, pura ini dikenal dengan sumber air sucinya yang dianggap memiliki kekuatan penyucian diri secara spiritual.

Nama "Tirta Empul" sendiri berarti mata air suci yang menyembur keluar dari tanah. Menurut legenda, mata air ini diciptakan oleh Dewa Indra untuk menghidupkan pasukannya yang diracuni oleh raja jahat bernama Mayadenawa. 

Kini, mata air tersebut mengalir ke kolam pemandian dan digunakan untuk ritual pembersihan jiwa yang disebut melukat.

Struktur dan Pembagian Kawasan Pura yang Sarat Makna

Saat kamu masuk ke area pura, kamu akan melihat bahwa kompleks Tirta Empul terdiri dari tiga bagian utama, masing-masing memiliki fungsi dan makna tersendiri dalam perjalanan spiritual seseorang.

Jaba Pura

Ini adalah bagian paling luar dari Pura Tirta Empul, semacam pelataran depan. Di sinilah kamu akan pertama kali melewati gerbang candi bentar dan melihat suasana pura secara keseluruhan. 

Biasanya, pengunjung berhenti sejenak di sini untuk mempersiapkan diri, mengenakan kain kamen (sarung) yang bisa kamu pinjam di pintu masuk. Area ini juga sering digunakan untuk upacara penyambutan atau persiapan sebelum ritual dimulai.

Jaba Tengah

Jaba Tengah adalah bagian paling ramai karena disinilah terletak kolam pemandian suci yang terdiri dari beberapa pancuran air. Totalnya ada 30 pancuran yang mengalirkan air dari mata air Tirta Empul. 

Setiap pancuran memiliki nama dan fungsi berbeda, beberapa untuk menyucikan pikiran, beberapa untuk menyembuhkan penyakit, dan lainnya untuk membuang energi negatif. 

Kamu akan melihat antrian pengunjung lokal dan mancanegara yang ikut melukat di bawah aliran air dengan penuh kekhusyukan.

Jeroan

Inilah bagian terdalam dan paling sakral dari pura. Jeroan adalah tempat persembahyangan bagi umat Hindu yang sudah selesai melukat. Suasananya lebih tenang dan penuh nuansa spiritual. 

Di sini kamu bisa melihat berbagai pelinggih (tempat pemujaan) dan arsitektur khas Bali yang dipenuhi ukiran indah. Meski kamu non-Hindu, tetap diperbolehkan masuk, asalkan kamu berpakaian sopan dan menjaga sikap hormat.

Ritual Melukat: Penyucian Diri yang Membawa Kedamaian Batin

Salah satu daya tarik utama Pura Tirta Empul adalah ritual melukat, yakni prosesi penyucian diri secara spiritual yang dilakukan dengan membasuh tubuh dan kepala di bawah aliran air suci. 

Tapi kamu mungkin bertanya, apakah ritual ini hanya untuk umat Hindu? Jawabannya, tidak. Melukat terbuka untuk siapa saja, termasuk kamu yang beragama lain atau hanya sekadar ingin merasakan pengalaman batin yang mendalam.

Hal ini karena masyarakat Bali sangat terbuka terhadap siapa pun yang ingin ikut ritual secara tulus dan penuh rasa hormat. 

Walaupun asal-usul dan tujuannya berkaitan erat dengan ajaran Hindu, banyak wisatawan dari berbagai latar belakang, bahkan mancanegara, ikut serta dalam ritual ini sebagai bentuk penyegaran mental dan spiritual.

Biaya Melukat di Pura Tirta Empul

Untuk mengikuti melukat, kamu tidak dikenakan biaya khusus, tapi tetap harus membayar tiket masuk kawasan Pura Tirta Empul, yaitu Rp50.000 untuk dewasa dan Rp25.000 untuk anak-anak.

Jika kamu tidak membawa kain sarung (kamen) dan selendang sendiri, kamu bisa menyewanya sekitar Rp10.000 hingga Rp15.000. 

Selain itu, kamu juga bisa memberikan donasi sukarela untuk persembahan berupa canang sari (sesajen kecil) yang biasanya diletakkan sebelum memulai prosesi.

Bagaimana Proses Ritual Melukat?

Agar Kamu Memiliki Gambaran Mengenai Ritual Ini, Berikut Adalah Beberapa Hal Yang Perlu Kamu Ketahui, Mulai Dari Persiapan Hingga Proses Melukat.

  • Persiapan

Sebelum masuk ke area kolam, kamu diwajibkan mengenakan kain kamen dan selendang. Jangan lupa bawa pakaian ganti karena kamu akan basah kuyup.

  • Persembahan

Letakkan canang sari di area persembahyangan dan berdoalah sesuai keyakinanmu. Tidak ada kewajiban mengikuti mantra Hindu, cukup lakukan dengan hati yang tenang dan tulus.

  • Berjalan ke Kolam Pemandian

Masuklah ke kolam dari sisi kiri. Di sana ada pancuran-pancuran air suci yang mengalir dari mata air Tirta Empul. Umumnya dimulai dari pancuran pertama di sisi kiri, dan bergerak ke kanan secara berurutan.

  • Melukat

Di bawah setiap pancuran, basuh wajah, kepala, dan tubuhmu sebanyak tiga kali atau sesuai keyakinan. 

Ada dua pancuran yang dikhususkan untuk upacara kematian, petugas biasanya akan memberi tahu mana yang boleh digunakan pengunjung umum.

  • Selesai dan Bersyukur

Setelah selesai, kamu bisa duduk sejenak, merenung, atau sekadar menikmati suasana. Banyak orang merasakan ketenangan, kelegaan, bahkan pelepasan emosi setelah prosesi ini.

Daya Tarik Spiritual dan Budaya yang Merangkul Semua Pengunjung

Pura Tirta Empul bukan hanya tempat ibadah bagi umat Hindu, tapi juga menjadi magnet spiritual bagi siapa pun yang datang. 

Di sini, kamu akan melihat keberagaman, mulai dari wisatawan mancanegara, pelancong lokal, umat berbagai kepercayaan, semua bersatu dalam suasana damai.

Nuansa Bali yang kental, kolam air jernih, wangi dupa, dan suara gemericik air dari pancuran menciptakan pengalaman yang menyentuh batin. Kamu bisa datang untuk melakukan ritual, mengambil foto, atau hanya duduk diam meresapi suasana.

Harga Tiket Masuk dan Waktu Terbaik Berkunjung

Untuk bisa masuk ke kawasan Pura Tirta Empul, kamu hanya perlu membayar tiket yang cukup terjangkau, yaitu untuk dewasa Rp50.000 per orang, dan untuk anak-anak Rp25.000 per orang.

Biaya tambahan untuk sewa kain sarung yaitu sekitar Rp10.000 hingga Rp15.000 jika kamu tidak membawanya sendiri. Untuk memasuki kawasan ini, terdapat biaya parkir motor, yaitu Rp2.000 sampai Rp5.000, dan mobil, Rp5.000 sampai Rp10.000.

Waktu terbaik untuk berkunjung adalah pagi hari sekitar pukul 08.00 hingga 10.00 WITA agar tidak terlalu ramai dan air masih terasa segar. 

Jika kamu ingin merasakan suasana spiritual yang lebih khusyuk, datanglah pada hari-hari keagamaan seperti Purnama (bulan purnama) atau Kuningan, tapi perlu diingat, pengunjung akan jauh lebih padat saat itu.

Pura Tirta Empul cocok untuk semua jenis perjalanan. Kalau kamu solo traveling, melukat bisa jadi momen refleksi yang bermakna. Untuk honeymoon, ritual ini bisa jadi pengalaman spiritual bersama yang unik. 

Bagi keluarga, tempat ini tetap ramah, asal anak-anak nyaman dan didampingi saat mengikuti atau menyaksikan prosesi melukat.

Kamu tak perlu menjadi umat Hindu untuk merasakan kedamaian di sini, cukup datang dengan hati terbuka dan penuh rasa hormat. Yuk, jadikan Tirta Empul salah satu perjalanan batinmu selanjutnya di Bali!

 

INSIGHT

Ide Perjalanan

Aktivitas yang Bisa Kamu Lakukan di Bali Saat Hari Raya Nyepi

Aktivitas yang Bisa Kamu Lakukan di Bali Saat Hari Raya Nyepi